Senin, 01 Mei 2017

PERAN STAKEHOLDER DIDALAM PERUSAHAAN



PERAN STAKEHOLDER DIDALAM PERUSAHAAN

Pengertian Stakeholder
Stakeholder adalah orang-orang yang berkepentingan  atau yang terlibat dalam pelaksanaan program pembangunan. Stakeholder ini mempunyai 3 komponen sub system, yakni Subsistem pengambil kebijakan, pemberi pelayanan, serta penerima dampak.  Dalam dunia perencanaan, peran stakeholder amatlah penting untuk mencapai sebuah visi misi serta tujuan yang telah disepakati sebelumnya.
Peran Dan Fungsi Stakeholders
Peran pihak yang memiliki kepentingan utama atau stakeholder dalam organisasi bisnis ataupun dalam perusahaan, adalah sebagai berikut :
1.      Pemilik (owner) atau Pemegang Saham
Pada awalnya suatu bisnis dimulai dari ide seseorang atau lebih tentang suatu barang atau jasa dan mereka mengeluarkan uangnya (modal) untuk membiayai usaha tersebut, karena mereka memiliki keyakinan bahwa kelak dikemudian hari akan mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka mengorganisasi, mengelola dan menanggung segala resiko bisnis.
2.      Karyawan (employee)
Karyawan dalah orang yang diangkat dan ditugaskan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja seluruh karyawan, baik secara individu maupun secara kelompok.
3.      Kreditor (creditor)
Adalah lembaga keuangan atau individu yang memberikan pinjaman kepada perusahaan. Kreditor sebagai pemberi pinjaman, umumnya mengajukan persyaratan tertentu untuk meyakinkan bahwa uang yang mereka pinjamkan kelak akan dapat dikembalikan tepat waktu ,sesuai jumlah dan berikut prestasinya.
4.      Pemasok (supplier)
Pemasok adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga sebagian tergantung pada kemampuan pemasok dalam mengantarkan bahan baku dengan tepat waktu. Misalnya pemasok kepentingan, jika barang dan jasa yang mereka pasok relative langkah dan sulit untuk memperoleh barang/jasa subtitusi.Kekuatan relatif organisasi terhadap pemangku kepentingan tidak selalu lemah
5.      Pelanggan (customer)
Dengan mengidentifikasi pelanggan, perusahaan akan lebih fokus dalam memberikan produk dan jasa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan mereka. Oleh karena itu perusahaan memiliki kepentingan utama untuk mengidentifikasi individu yang menggunakan produk dan jasa mereka (pelanggan, pesaing dan konsumen).
Suatu perusahaan tidak akan bertahan lama tanpa ada seorang customer. Customer merupakan target dari suatu perusahaan untuk menjualkan hasil produksinya. Untuk menarik seorangcustomer, suatu perusahaan harus menyediakan produk dan layanan yang terbaik serta harga yang bersahabat. Misalnya, suatu oragnisasi dapat memiliki kekuatan yang sangat baik, apalagi jika kondisi pelanggan tidak dapat memperoleh barang/jasa subtitusi yang baik pula.
6.      Pesaing
Kesuksesan perusahaan biasanya tergantung pada pengetahuan karyawan tentang pesaing dan peranan mereka dalam bisnis. Bentuk yang paling umum dari pesaing langsung. Pesaing langsung menyediakan produk atau jasa yang sama dalam industri, seperti yang diproduksi oleh perusahaan kita. Sebagai contoh Toyota dan Suzuki, Jatayu Air dan Adam Air adalah pesaing langsung satu sama lain.
7.      Pemerintah
Pemerintah misalnya, memiliki kekuasaan untuk memberikan perijinan.Dalam masyarakat yang masih ditandai dengan adanya KKN yang masih kuat, bukan tidak mungkin kekuasaan pemerintah dalam memberikan perijinan dapat mengagalkan semua rencana yang disusun oleh perusahaan.

ETIKA YANG DIPERLUKAN OLEH MASING – MASING STAKEHOLDER

Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu “Ethikos” yang berati timbul dari kebiasaan, adalah cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab.
Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan – permasalahan di dunia nyata.
Situasi etika sangatlah dinamis, dan selalu melampaui aturan-aturan yang sudah dimiliki. Perilaku dan keputusan etis membutuhkan pemahaman dengan wawasan yang lebih mendalam, supaya dapat melayani stakeholder dengan lebih baik.
Etika sangat tergantung pada realitas stakeholder, baik realitas perilaku, cara berpikir, dan juga realitas keputusan yang dibuat stakeholder. Jadi, tidak ada kekuatan ‘saya’ dalam menjalankan etika bisnis, yang ada hanyalah kekuatan stakeholder. Kesadaran untuk terus-menerus mengembangkan panduan etika bisnis perusahaan dan kode etik perilaku, merupakan jalan terbaik untuk menciptakan fleksibilitas hubungan dengan stakeholder.
Sangat banyak krisis dan kegagalan bisnis disebabkan oleh tidak patuhnya insan perusahaan pada etika bisnis. Mereka tidak mampu mengikuti sifat asli bisnis yang sangat dinamis, sehingga etika bisnis diabaikan untuk mendapatkan kesepakatan bisnis. Seharusnya perilaku etis menjadi alat untuk menemukan kesepakatan bisnis yang baik. Sifat asli bisnis yang kreatif dan dinamis tersebut, haruslah dijawab dengan memperbaiki panduan etika bisnis perusahaan. Hal terpenting, perusahaan harus mampu mendefinisikan perilaku etis yang tepat, untuk melayani sifat asli bisnis yang kreatif dan dinamis. Dan juga, mampu memasukkan perilaku etis ke dalam aturan-aturan perusahaan, sehingga insan perusahaan dapat menjadikannya sebagai kebiasaan dalam rutinitas kerja.
Etika bisnis selalu menghadapi tantangan dari berbagai kepentingan dan niat tersembunyi. Diperlukan kesadaran untuk mengambil peran aktif dalam menciptakan situasi etis, tidak membiarkan kepentingan dan niat tersembunyi menjadi bagian dari masalah. Pemahaman bersama bahwa etika bisnis merupakan inti dari penyehatan dan penguatan kualitas perusahaan, haruslah menjadi komitmen antara stakeholder.
Pada dasarnya setiap stakeholder ingin melakukan bisnis secara etis, tetapi mereka tidak memiliki keterampilan mencerdaskan hati nurani, untuk menciptakan perilaku etis. Kekuasaan pikiran mengalahkan hati nurani, sehingga ego benar-benar menjadi sangat ambisius dan menentukan. Dalam kondisi ini, keyakinan etis akan memudar, dan kepercayaan diri untuk bertindak secara etis juga akan menjadi ragu-ragu, sehingga mereka menjadi tidak yakin untuk membuat keputusan bisnis dengan cara-cara etis.
Walaupun etika diatur secara normatif, tetapi situasi etika dalam praktik selalu menuntut etika yang pragmatis, khususnya ketika etika diperlukan dalam mengatasi masalah sulit, ataupun dalam menciptakan kesepakatan etis sesuai realitas bisnis yang dinamis.
Isu-isu etika haruslah mampu dihadapi dan ditemukan solusi dengan langkah-langkah praktis. Tidak boleh menjadikan etika sebagai sesuatu yang hitam dan putih, tetapi mampu memberinya berbagai warna baru, sehingga sesulit apapun sebuah hubungan dengan stakeholder masih bisa diwarnai dengan warna-warna yang disukai secara bersama.

Contoh Kasus
Magelang (ANTARA News) - Tim gabungan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kota Megelang menemukan sekitar 47 kilogram daging sapi gelonggongan di pasar darurat Rejowinangun Kota Magelang, Kamis. Razia yang dilakukan sekitar pukul 04.00 WIB tersebut juga melibatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jateng, Satpol PP, dan Polres Magelang Kota. "Selain daging, kami juga menemukan jeroan sapi gelonggongan sebanyak 18,5 kilogram," kata Kasi Produksi dan Sarana Prasarana Peternakan Dispeterikan Kota Magelang, Sugiyanto. Ia menuturkan, razia dimulai dari rumah pemotongan hewan Kota Magelang di Cangguk, Kelurahan Rejowinangun Utara, Magelang Selatan, sejak pukul 01.00 WIB. Tim sempat melakukan operasi terhadap beberapa kendaraan bak terbuka yang mengangkut daging dari arah Salatiga dan Boyolali. "Namun, kami tidak menemukan pelanggaran atau daging yang dicurigai," katanya. Tim kemudian menuju Pasar Gotong Royong dan dilanjutkan ke pasar darurat Rejowinangun di Kampung Magersari. "Daging temuan di pasar darurat tersebut mempunyai Ph di atas 6,3 yang berarti kandungan airnya terlalu tinggi," katanya. Menurut dia, pelaku pengiriman daging gelonggongan merupakan pemain lama, dikirim dari Boyolali. "Berdasarkan surat pengantarnya sebanyak 200 kilogram, tetapi yang kami temukan hanya 18,5 kilogram. Diduga sebagian daging sudah terjual," katanya. Daging gelonggongan tersebut kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar di RPH.

Analisis
menurut saya, menanggapi kasus diatas kesalah dalam penjualan daging sapi gelonggongan dapat berakibat kerugiaan pada konsumen. karena konsumen mengkonsumsi daging yang sudah di oplos atau disuntikan dengan air sehingga daging tersebut terlihat lebih segar dan lebih berat dari berat yang seharusnya. seperti pada contoh di atas yg sudah dijabarkan bagaiman penjual mendapatkan keuntungan dari menjual daging tersebut. pada kasus ini konsumen sangat dirugikan sekali, salah satunya ialah konsumen mendapatkan daging yang tidak seharusnya, misalnya membeli 1kg ternyata hanya 800gram selebihnya sudah di injeksi oleh air. selain itu konsumen juga dirugikan karena tidak mendapatkan daging yang segar. Dengan hanya mengutamakan kepentingan penjual, konsumen menjadi korban pembelian sapi gelonggongan tersebut dengan maksud si penjual ingin mencari keuntungan yang sangat banyak. dan dalam hukum jelas bahwa kasus tersebut melanggar kebijakan dan hukum yang berlaku.


Refrensi :

Analisis PT Kereta Commuter Indonesia

PT Kereta Commuter Indonesia PT KAI Commuter Jabodetabek sejak tanggal 19 September 2017 telah berganti nama menjadi PT Kereta Comm...