PERAN
STAKEHOLDER DIDALAM PERUSAHAAN
Pengertian
Stakeholder
Stakeholder
adalah orang-orang yang berkepentingan atau yang terlibat dalam
pelaksanaan program pembangunan. Stakeholder ini mempunyai 3 komponen sub
system, yakni Subsistem pengambil kebijakan, pemberi pelayanan, serta penerima
dampak. Dalam dunia perencanaan, peran stakeholder amatlah penting untuk
mencapai sebuah visi misi serta tujuan yang telah disepakati sebelumnya.
Peran Dan
Fungsi Stakeholders
Peran pihak
yang memiliki kepentingan utama atau stakeholder dalam organisasi
bisnis ataupun dalam perusahaan, adalah sebagai berikut :
1. Pemilik
(owner) atau Pemegang Saham
Pada awalnya suatu bisnis dimulai dari ide seseorang atau lebih tentang
suatu barang atau jasa dan mereka mengeluarkan uangnya (modal) untuk membiayai
usaha tersebut, karena mereka memiliki keyakinan bahwa kelak dikemudian hari
akan mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka mengorganisasi, mengelola dan
menanggung segala resiko bisnis.
2. Karyawan (employee)
Karyawan
dalah orang yang diangkat dan ditugaskan untuk menjalankan kegiatan perusahaan.
Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja seluruh karyawan, baik secara
individu maupun secara kelompok.
3. Kreditor (creditor)
Adalah
lembaga keuangan atau individu yang memberikan pinjaman kepada perusahaan.
Kreditor sebagai pemberi pinjaman, umumnya mengajukan persyaratan tertentu
untuk meyakinkan bahwa uang yang mereka pinjamkan kelak akan dapat dikembalikan
tepat waktu ,sesuai jumlah dan berikut prestasinya.
4. Pemasok (supplier)
Pemasok
adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi ketersediaan bahan
baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga sebagian tergantung pada
kemampuan pemasok dalam mengantarkan bahan baku dengan tepat waktu. Misalnya
pemasok kepentingan, jika barang dan jasa yang mereka pasok relative langkah
dan sulit untuk memperoleh barang/jasa subtitusi.Kekuatan relatif organisasi
terhadap pemangku kepentingan tidak selalu lemah
5. Pelanggan (customer)
Dengan
mengidentifikasi pelanggan, perusahaan akan lebih fokus dalam memberikan produk
dan jasa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan mereka. Oleh karena itu
perusahaan memiliki kepentingan utama untuk mengidentifikasi individu yang
menggunakan produk dan jasa mereka (pelanggan, pesaing dan konsumen).
Suatu
perusahaan tidak akan bertahan lama tanpa ada seorang customer. Customer merupakan
target dari suatu perusahaan untuk menjualkan hasil produksinya. Untuk menarik
seorangcustomer, suatu perusahaan harus menyediakan produk dan layanan yang
terbaik serta harga yang bersahabat. Misalnya, suatu oragnisasi dapat memiliki
kekuatan yang sangat baik, apalagi jika kondisi pelanggan tidak dapat
memperoleh barang/jasa subtitusi yang baik pula.
6. Pesaing
Kesuksesan
perusahaan biasanya tergantung pada pengetahuan karyawan tentang pesaing dan
peranan mereka dalam bisnis. Bentuk yang paling umum dari pesaing langsung.
Pesaing langsung menyediakan produk atau jasa yang sama dalam industri, seperti
yang diproduksi oleh perusahaan kita. Sebagai contoh Toyota dan Suzuki, Jatayu
Air dan Adam Air adalah pesaing langsung satu sama lain.
7. Pemerintah
Pemerintah misalnya, memiliki
kekuasaan untuk memberikan perijinan.Dalam masyarakat yang masih ditandai
dengan adanya KKN yang masih kuat, bukan tidak mungkin kekuasaan pemerintah
dalam memberikan perijinan dapat mengagalkan semua rencana yang disusun oleh
perusahaan.
ETIKA
YANG DIPERLUKAN OLEH MASING – MASING STAKEHOLDER
Pengertian Etika
Etika
berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu “Ethikos” yang berati timbul
dari kebiasaan, adalah cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk dan
tanggung jawab.
Menurut
Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian
normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan.
Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan –
permasalahan di dunia nyata.
Situasi
etika sangatlah dinamis, dan selalu melampaui aturan-aturan yang sudah
dimiliki. Perilaku dan keputusan etis membutuhkan pemahaman dengan wawasan yang
lebih mendalam, supaya dapat melayani stakeholder dengan lebih baik.
Etika
sangat tergantung pada realitas stakeholder, baik realitas perilaku, cara
berpikir, dan juga realitas keputusan yang dibuat stakeholder. Jadi, tidak ada
kekuatan ‘saya’ dalam menjalankan etika bisnis, yang ada hanyalah kekuatan
stakeholder. Kesadaran untuk terus-menerus mengembangkan panduan etika bisnis
perusahaan dan kode etik perilaku, merupakan jalan terbaik untuk menciptakan
fleksibilitas hubungan dengan stakeholder.
Sangat
banyak krisis dan kegagalan bisnis disebabkan oleh tidak patuhnya insan perusahaan
pada etika bisnis. Mereka tidak mampu mengikuti sifat asli bisnis yang sangat
dinamis, sehingga etika bisnis diabaikan untuk mendapatkan kesepakatan bisnis.
Seharusnya perilaku etis menjadi alat untuk menemukan kesepakatan bisnis yang
baik. Sifat asli bisnis yang kreatif dan dinamis tersebut, haruslah dijawab
dengan memperbaiki panduan etika bisnis perusahaan. Hal terpenting, perusahaan
harus mampu mendefinisikan perilaku etis yang tepat, untuk melayani sifat asli
bisnis yang kreatif dan dinamis. Dan juga, mampu memasukkan perilaku etis ke
dalam aturan-aturan perusahaan, sehingga insan perusahaan dapat menjadikannya
sebagai kebiasaan dalam rutinitas kerja.
Etika
bisnis selalu menghadapi tantangan dari berbagai kepentingan dan niat
tersembunyi. Diperlukan kesadaran untuk mengambil peran aktif dalam menciptakan
situasi etis, tidak membiarkan kepentingan dan niat tersembunyi menjadi bagian
dari masalah. Pemahaman bersama bahwa etika bisnis merupakan inti dari
penyehatan dan penguatan kualitas perusahaan, haruslah menjadi komitmen antara
stakeholder.
Pada
dasarnya setiap stakeholder ingin melakukan bisnis secara etis, tetapi mereka
tidak memiliki keterampilan mencerdaskan hati nurani, untuk menciptakan
perilaku etis. Kekuasaan pikiran mengalahkan hati nurani, sehingga ego
benar-benar menjadi sangat ambisius dan menentukan. Dalam kondisi ini,
keyakinan etis akan memudar, dan kepercayaan diri untuk bertindak secara etis
juga akan menjadi ragu-ragu, sehingga mereka menjadi tidak yakin untuk membuat
keputusan bisnis dengan cara-cara etis.
Walaupun
etika diatur secara normatif, tetapi situasi etika dalam praktik selalu
menuntut etika yang pragmatis, khususnya ketika etika diperlukan dalam
mengatasi masalah sulit, ataupun dalam menciptakan kesepakatan etis sesuai
realitas bisnis yang dinamis.
Isu-isu
etika haruslah mampu dihadapi dan ditemukan solusi dengan langkah-langkah
praktis. Tidak boleh menjadikan etika sebagai sesuatu yang hitam dan putih,
tetapi mampu memberinya berbagai warna baru, sehingga sesulit apapun sebuah
hubungan dengan stakeholder masih bisa diwarnai dengan warna-warna yang disukai
secara bersama.
Contoh
Kasus
Magelang
(ANTARA News) - Tim gabungan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
Jawa Tengah dan Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kota Megelang
menemukan sekitar 47 kilogram daging sapi gelonggongan di pasar darurat Rejowinangun
Kota Magelang, Kamis. Razia yang dilakukan sekitar pukul 04.00 WIB tersebut
juga melibatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jateng, Satpol PP, dan
Polres Magelang Kota. "Selain daging, kami juga menemukan jeroan sapi
gelonggongan sebanyak 18,5 kilogram," kata Kasi Produksi dan Sarana
Prasarana Peternakan Dispeterikan Kota Magelang, Sugiyanto. Ia menuturkan,
razia dimulai dari rumah pemotongan hewan Kota Magelang di Cangguk, Kelurahan
Rejowinangun Utara, Magelang Selatan, sejak pukul 01.00 WIB. Tim sempat
melakukan operasi terhadap beberapa kendaraan bak terbuka yang mengangkut
daging dari arah Salatiga dan Boyolali. "Namun, kami tidak menemukan
pelanggaran atau daging yang dicurigai," katanya. Tim kemudian menuju
Pasar Gotong Royong dan dilanjutkan ke pasar darurat Rejowinangun di Kampung
Magersari. "Daging temuan di pasar darurat tersebut mempunyai Ph di atas
6,3 yang berarti kandungan airnya terlalu tinggi," katanya. Menurut dia,
pelaku pengiriman daging gelonggongan merupakan pemain lama, dikirim dari
Boyolali. "Berdasarkan surat pengantarnya sebanyak 200 kilogram, tetapi
yang kami temukan hanya 18,5 kilogram. Diduga sebagian daging sudah
terjual," katanya. Daging gelonggongan tersebut kemudian dimusnahkan
dengan cara dibakar di RPH.
Analisis
menurut
saya, menanggapi kasus diatas kesalah dalam penjualan daging sapi gelonggongan
dapat berakibat kerugiaan pada konsumen. karena konsumen mengkonsumsi daging
yang sudah di oplos atau disuntikan dengan air sehingga daging tersebut
terlihat lebih segar dan lebih berat dari berat yang seharusnya. seperti pada
contoh di atas yg sudah dijabarkan bagaiman penjual mendapatkan keuntungan dari
menjual daging tersebut. pada kasus ini konsumen sangat dirugikan sekali, salah
satunya ialah konsumen mendapatkan daging yang tidak seharusnya, misalnya
membeli 1kg ternyata hanya 800gram selebihnya sudah di injeksi oleh air. selain
itu konsumen juga dirugikan karena tidak mendapatkan daging yang segar. Dengan
hanya mengutamakan kepentingan penjual, konsumen menjadi korban pembelian sapi
gelonggongan tersebut dengan maksud si penjual ingin mencari keuntungan yang
sangat banyak. dan dalam hukum jelas bahwa kasus tersebut melanggar kebijakan
dan hukum yang berlaku.
Refrensi
: